DBS Banner 2021

Solusi Baru Atasi Kerontokan Rambut

Posted on Agustus 5, 2012

Jangan tunggu sampai kebotakan menghampiri Anda. Lawan dengan terapi yang ampuh untuk menyuburkan rambut dan menambah percaya diri Anda.

Ketika menginjak usia 25 tahun, Wayne Rooney, memutuskan untuk melakukan transplantasi rambut. Bukan tanpa sebab, dirinya merasa hampir frustasi dengan kerontokan rambut yang melandanya di usia muda. Saat itu, tahun 2011, pesepakbola yang membela Klub Manchester United ini menyambangi Klinik Rambut Harley Street, London untuk menjalani terapi transplantasi rambut. Beberapa bulan lalu, dirinya kembali menjalani terapi selama sembilan jam. Ia merasa puas meskipun harus menjalani durasi terapi yang begitu lama.   

Rooney tidak sendirian, di sekitarnya, bahkan di belahan dunia mana pun begitu banyak pria yang menganggap bahwa kebotakan adalah momok paling menakutkan. Keputusan Rooney untuk melakukan transplantasi rambut dan mengungkapkannya dengan bangga kepada dunia, menginspirasi para pria untuk ikut melawan petanda kebotakan dan meneguhkan anggapan: botak itu tidak seksi!

Kebanyakan pria yang mengalami kerontokan rambut biasanya menderita Male Pattern  baldness (MPB), kondisi genetik yang dapat mulai muncul pada awal masa remaja atau awal 20-an, dan terus berlanjut seumur hidup. MPB ditandai dengan garis rambut yang mundur di dahi dan rambut menipis di bagian atas atau ubun-ubun kepala, yang akhirnya dapat berakibat kebotakan.

MPB pada pria disebabkan oleh hormon dan predisposisi genetik. Rambut tumbuh sekitar 1 inch setiap beberapa bulan. Setiap rambut akan tumbuh selama 2-6 tahun, kemudian berhenti bertumbuh, kemudian akan rontok. Rambut baru segera mulai tumbuh di tempat tersebut. Umumnya, sekitar 85% dari rambut yang ada di kepala berada dalam fase pertumbuhan.

Setiap rambut berada di rongga dalam kulit yang disebut folikel. Pada MPB, folikel akan mengalami miniaturiasasi, ukurannya menyusut, sehingga rambut lebih pendek dan lebih halus. Akhirnya folikel menjadi sangat kecil dan tidak ada rambutnya. Pada kondisi normal, rambut baru akan tumbuh. Namun pada MPB, folikel tidak dapat menumbuhkan rambut baru. Hal ini berkaitan dengan genetik dan pengaruh hormon tertentu, yaitu hormon DHT (dehidrotestosteron). Namun, meskipun berukuran kecil, folikel tetap hidup dan masih mempunyai harapan untuk tumbuh rambut baru.

Genetik tersebut merupakan salah satu faktor pencetus kerontokan rambut. Faktor lainnya yaitu kekurangan gizi: vitamin, terutama B12, asam folat, D, dan biotin; mineral, terutama zat besi dan zincum; dan protein. Faktor yang juga memengaruhi yaitu stres psikis, trauma fisik, penyakit kulit tertentu, dan beberapa faktor lain yang belum diketahui secara medis.

 

Terapi Rambut Rontok

Transplantasi rambut merupakan salah satu terapi yang popular untuk mengatasi masalah kerontokan. Proses terapi ini yaitu mencangkok folikel rambut yang hidup untuk bagian kepala yang mengalami kebotakan. Rambut pada kulit kepala yang masih tumbuh kuat dicabut, lalu ditanam pada area kulit kepala yang botak hingga menciptakan garis rambut baru. Kendati terbilang aman, terapi ini membutuhkan waktu yang cukup lama.

Terapi Platelet Rich Plasma (PRP) merupakan satu solusi terbaru untuk mencegah kerontokan rambut dan kebotakan. Secara luas, PRP telah digunakan selama dua dekade terakhir dengan hasil yang aman dan efektif. Berbagai literatur medis dari Eropa dan Amerika Serikat telah membuktikan keamanan dan manfaat terapi PRP. Dijelaskan dr. Dian Pratiwi, SpKK dari Puspa Slimming & Skin Center, terapi PRP terbilang efektif sebagai salah satu modalitas pengobatan medis di berbagai bidang, misalnya bedah mulut, bedah saraf, bedah plastik dan kosmetik, kedokteran olahraga dan ortopedi. Untuk terapi kerontokan rambut, PRP merupakan salah satu pilihan pengobatan untuk meningkatkan pertumbuhan rambut baru. 

Senada dengan dr. Ovin Endah Lestari, B.Med.Sc, Dipl. CIBTAC (UK) dari Ovela Clinic, sejak kurang lebih 4 tahun terakhir, PRP menjadi salah satu terapi untuk kesehatan kulit wajah, terlebih untuk mencegah penuaan dini. Kemudian, berkembang untuk terapi rambut karena dapat membantu meregenerasikan sel-sel folikel (kantung tempat akar helai rambut tumbuh), merangsang pertumbuhan, dan menutrisi rambut.

Uniknya, terapi PRP memanfaatkan kemampuan tubuh, yaitu darah pasien sendiri. Darah manusia mengandung stem cells mesenchymal dan produk darah autologus yang mengandung faktor pertumbuhan yang penting dan spesifik yang membantu dalam regenerasi dan penyembuhan jaringan, termasuk rambut. Dikatakan dr. Lilik Norawati, SpKK dari RSPAD Gatot Subroto, PRP merupakan produk autolog yang berasal dari plasma darah yang mengandung konsentrasi platelet (trombosit) yang cukup tinggi, di mana platelet tersebut banyak mengandung faktor pertumbuhan (growth factor) dan sitokin yang berperan penting dalam proses regenerasi jaringan baru termasuk rambut.

 

Prosedur Tindakan PRP

Karena terapi ini memanfaatkan darah pasien sendiri, proses pengerjaannya dimulai dengan pengambilan darah dari tubuh pasien. Dipaparkan dr. Nora, darah yang diambil lalu dimasukkan ke dalam tabung khusus yang sudah mendapat sertifikasi dari Eropa (CE Mark), jadi tidak bisa menggunakan tabung biasa karena hasilnya akan berbeda makna. Selanjutnya tabung tersebut dimasukkan ke dalam centrifuge dengan kecepatan dan waktu tertentu untuk memisahkan komponen plasma dari darah. Setelah dilakukan sentrifugasi maka darah akan terbagi dua, yaitu sel darah merah akan mengendap di bagian bawah, dan bagian plasma yang terlihat lebih bening berada di atasnya.

Berdasarkan penjelasan dr. Nora, teknik aplikasi tindakan ini beragam, bisa dengan roller, aplikasi nappage, dan penyuntikan yang superfisial. Ditambahkan dr. Dian, PRP untuk terapi kerontokan rambut dapat diberikan dengan dua cara. Pertama, injeksi pada kulit kepala. Kedua, pengolesan pada kulit kepala, lalu dibantu dengan alat skinroller , seperti dermarollermesorollerdermapen, dan sejenisnya, untuk meningkatkan penetrasinya ke dalam kulit kepala.

 

Amankah untuk semua orang?

Terapi PRP sangat aman untuk dilakukan bagi siapa pun yang memiliki kualitas darah baik. Bahkan efek samping pun hampir tidak ada karena tubuh pasien menerima darah sendiri. Anda tidak disarankan untuk melakukan terapi PRP apabila memiliki penyakit diabetes yang tidak terkontrol, kelainan perdarahan, kanker atau tumor, infeksi aktif di tubuh, penyakit hati, dan jumlah trombosit di bawah normal.

Orang yang mengonsumsi obat non-steroid, anti-inflamasi, dan pengencer darah juga sebaiknya berkonsultasi dahulu dengan dokter. Demikian pula pada perokok dan peminum alkohol, disarankan untuk menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol supaya kualitas darahnya lebih bersih. Semakin baik kualitas darah, akan semakin baik pula hasil yang diberikan oleh terapi PRP.

Ditegaskan dr. Nora, pasien dengan pola hidup yang tidak sehat, kondisi imunitas rendah, dan pasien usia lanjut akan membutuhkan pengulangan terapi lebih banyak dibandingkan pasien dengan imunitas tubuh yang baik dan berusia muda.

Seberapa seringnya pasien untuk melakukan terapi ini bersifat individual. Karenanya, total jumlah sesi terapi dan rentang waktu pengulangan terapi sangat tergantung pada kebutuhan dan perkembangan pasien.  Menurut dr. Nora, sesuai dengan penelitian, diperlukan pengulangan sampai 7 (tujuh) kali untuk individu yang sehat. Di kliniknya, dr. Dian menyarankan pasien untuk menjalani terapi minimal sekali sesi per bulan, selama 4-6 bulan. Jadi, totalnya 4-6 kali sesi terapi. Tidak jauh berbeda dengan yang disarankan dr. Ovin, yaitu menjalani terapi sekali sesi tiap 3 hingga 4 minggu, minimal 4-8 kali sesi terapi.

 

Perawatan Pascaterapi

Hasil maksimal bisa didapatkan dengan mempertahankan hasil terapi, yakni dengan mengaplikasikan shampo dan hairtonic pada rambut yang telah dibersihkan dan agak kering. Selain itu, apabila dibutuhkan, dokter akan memberikan obat oral atau vitamin untuk membantu merangsang pertumbuhan dan menyuburkan rambut.

Selain itu, menerapkan pola hidup sehat dan mengonsumsi makanan sehat dengan gizi berimbang perlu terus dipertahankan, dan bisa dilengkapi dengan berolahraga secara rutin.

Melakukan terapi PRP secara disiplin akan mempertahankan hasil yang telah dicapai sehingga menghasilkan rambut yang hampir permanen dengan akar yang jauh lebih kuat. Menurut saran dr. Dian, terapi sebaiknya terus dilakukan walaupun rambut sudah tumbuh semakin baik. Sesuai usia, terapi bisa dilakukan dengan rentang waktu bervariasi. Untuk usia 25-40 tahun, lakukan terapi sebanyak sekali tiap 3-6 bulan. Untuk usia 40-50 tahun, lakukan terapi sebanyak sekali tiap 2-3 bulan. Untuk usia di atas 50 tahun, lakukan terapi sebanyak sekali tiap 1-2 bulan. 

 

Tahapan Prosedur PRP

1. Pengambilan darah yang tergantung kebutuhannya. Misalnya 10 cc untuk 1 tabung.

2. Darah dalam tabung yang siap dipisahkan plasmanya menggunakan alat centrifuge untuk PRP. Plasma yang berwarna jernih naik ke permukaan.

3. Plasma berwarna jernih yang mengandung banyak platelet telah dipisahkan.

4. Anastesi kulit kepala pasien sekitar 30 menit sebelum tindakan. Kemudian diikuti penyuntikan plasma ke kulit kepala yang membutuhkan waktu sekitar 15-30 menit.

Dipublikasikan oleh Majalah Best Life edisi Oktober 2013

* Hasil yang didapatkan oleh masing-masing individu akan berbeda-beda tergantung dari beberapa faktor lainnya. Informasi di atas hanyalah sebagai referensi.

Set up an Appointment
Please write down your information. Our staff will call to help you schedule a visit at your convenience






captcha

Our Clinic Dr. Ovin

Kunjungi Ovela Clinic hari ini atau baca lebih lanjut tentang Promosi April. Simak testimonial2 pasien klinik kami di social media. Klik halaman services untuk mengetahui lebih jauh tentang layanan kami atau klik di sini untuk tips and tricks. Telpon kami di 021-8314473 dan dapatkan konsultasi dengan dr. Ovin Lestari atau dr. Ajeng Mega Susanti.